East Java Investival (EJI) 2020 yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), Kamis (27/11/2020) berjalan sukses. Pemaran investasi di Jatim itu dihadiri berbagai investor dari dalam dan luar negeri. Berbagai peluang investasi di Jatim muncul di even ini.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa optimistis, kegiatan ini akan menjadi pintu masuk bagi calon-calon investor yang ingin sukses berinvestasi di Jatim.
“EJI 2020 yang digelar hybrid ini ibaratnya kita sedang menabuh gong. Ini sebagai bagian dari starting poin kita untuk memperluas jejaring yang kita punya untuk sebaik mungkin agar bisa meningkatkan investasi di Jawa Timur,” kata Khofifah saat membuka acara.
Khofifah mengatakan, Provinsi Jatim bertekad untuk membangun kawasan industri halal. Bahkan, saat ini lahan seluas 148 hektar sudah disiapkan bersama salah satu perusahaan di Sidoarjo. Dia berharap, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa masuk 10 besar industri makanan halal dunia.
“Indonesia umat Islamnya terbanyak di dunia. Menurut State of Global Islamic Economy 2019-2020, halal food Indonesia belum masuk sepuluh besar dunia. Kalau fashion halal sudah. Maka kita ingin siapkan halal industrial estate,” katanya.
Sebab, menurut Khofifah, potensi kuliner halal di Jatim sangat melimpah. Karena itu, sayang bila tidak dimaksimalkan. “Potensi ini akan mendatangkan manfaat jika Indonesia masuk sepuluh besar,” ujarnya.
Khofifah menjelaskan, dalam halal industrial estate tersebut akan dilengkapi dengan laboratorium LPPOM MUI, pengurusan sertifikasi halal dan juga seluruh fasilitas kebutuhan industri. Sedangkan industri yang ditarget masuk mulai dari makanan minuman, hingga kosmetik.
“Kita akan berupaya untuk bisa mendatangkan investor baik dari dalam ataupun luar negeri. Karena ini akan menjadi pintu masuk kita untuk bisa masuk dalam sepuluh besar. Tentu untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya,” ujarnya.
Dubes RI untuk Australia Yohanes K Legowo menyambut baik keinginan Khofifah tersebut. Karena itu dia akan mengirimkan staf untuk menindaklanjuti potensi investasi tersebut.
“Australia memang unggul di bidang pembibitan, sedang Indonesia unggul dalam hal penggemukan. Kita akan kirimkan staf ke Jatim untuk komunikasi lebih lanjut. Karena di sini (Australia) cukup banyak diaspora asal Indonesia yang menjadi pengusaha sukses peternakan sapi, dan ini peluang,” ujarnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Timur Aris Mukiyono mengatakan gelaran EJI 2020 digadang dapat mendorong peningkatan realisasi investasi di Jawa Timur.
“Setelah EJI 2020 ini digelar kita akan melakukan tindak lanjut. Seperti salah satunya yang dipesankan ibu gubernur terkait pembangunan rumah sakit di Tuban. Kami akan komandani supaya syarat-syarat investasinya terpenuhi. Kami kawal supaya perencanaan investasinya bisa berjalan kongkrit,” katanya.
Aris mengatakan, realisasi investasi di Jatim masih tumbuh positif. Pada periode Januari hingga September 2020, kinerja investasi di Jatim mencatatkan pertumbuhan menggembirakan, yakni sebesar 42,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Realisasi investasinya mencapai Rp66,49 triliun dengan share PMDN sebesar Rp 47,39 triliun dan PMA sebesar Rp19,10 triliun. PMA didominasi oleh sektor Industri Kimia di Kabupaten Tuban asal negara Singapura yakni PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia,” katanya.